Persetubuhan suami istri yang tidak diawali dengan doa menjadikan anak yang terlahirkan diganggu setan

By Dana Anwari. Bismillahi Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana ma razaqtana. Itulah doa yang diajaran Nabi Muhammad saw kepada pasangan suami istri bila hendak bermesraan atau ML : making love -- dengan pasangan yang dinikahinya.

Kitab Hadis Imam Muslim mencatat (1369): Dari Ibnu Abbas ra, katanya Rasulullah saw bersabda, "Kalaulah mereka bila hendak bersetubuh membaca doa Bismillahi Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana ma razaqtana (Dengan menyebut nama Allah. Wahai Allah, hindarkanlah kami dari gangguan setan, dan hindarkanlah setan dari anak yang Engkau kurniakan kepada kami), maka jika ditakdirkan Allah mereka memperoleh anak dari persetubuhan itu, setan tidak kuasa mengganggu anak itu selama-lamanya."

Sedangkan Kitab Hadis Imam Bukhari mencatat (1599): Dari Ibnu Abbas ra, katanya: Rasulullah saw bersabda: "Kalau salah seorang kamu sebelum bersetubuh dengan istrinya berdoa; "Dengan nama Allah! Wahai Tuhan kami, jauhkanlah setan dari pada anak kami, dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau kurniakan kepada kami", lalu ditakdirkan bagi suami-istri itu atau ditetapkan bagi keduanya seorang anak, maka anak itu tidak akan dapat dirusak setan selama-lamanya."

Sekarang bagaimana dengan kita, pasangan suami istri, yang baru mengetahui doa ajaran Nabi Muhammad saw itu?
Semoga Ya Allah ya Afuww, Tuhan kita Yang Maha Memaafkan, memaafkaan ketidak-tahuan kita dahulu. Semoga kita masih diberikan kesempatan dan kemampuan oleh Allah untuk mendidik anak-anak kita menjadi anak yang saleh sebagaimana dimaui-Nya. Amin.

Lalu bagaimana dengan pasangan suami istri yang mengetahui ajaran doa bersetubuh itu tetapi mengingkarinya?

Seorang teman bercerita, ada kenalannya yang coba menguji keampuhan doa tersebut. Ketika mereka melakukan sanggama untuk "membuat" anak yang pertama, dia tidak mau membaca doa itu. Dan ternyata hasilnya sungguh mengecewakan. Anak yang terlahir sebagai anak pertama itu sulit diatur, bahkan berani melawan. Anak itu malas mandi, kadang hingga berhari-hari. Anak yang kini sudah usia sekolah dasar itu bahkan tidak mau sekolah lagi. Bapak ibunya kewalahan mengatur anaknya, dan malah diatur oleh anaknya.

Ketika pasangan suami istri itu berniat mendapatkan anak lagi, mereka lalu membaca doa bersenggama ajaran Nabinya, Nabi Muhammad saw. Dan hasilnya anak kedua itu sungguh berbeda dengan anaknya yang pertama. Anak kedua ini patuh kepada orang tuanya. Bahkan anak ini rajin belajar mengaji di TPA (Taman Pendidikan Al Quran), dan belajar mendirikan shalat tanpa harus terus diingatkan oleh orang tuanya.

Pasangan suami istri itu pun menyesal. Suami itu menyesal bukan hanya karena tidak membaca doa permintaan kepada Ya Allah ya Khaliq, Tuhan Yang Maha Menciptakan kala memohon agar dikaruniai anaknya yang pertama. Tetapi, ia menyesal karena telah mengingkari ajaran agamanya, padahal dia sudah mengetahuinya. Bukankah itu berarti ia menantang Tuhannya Yang Maha Berkuasa, Ya Allah ya Malik?

Mendengar cerita itu tentu kita takjub dan bertanya-tanya: "Benarkah itu ada?" Tapi, perlukah kita bertemu dengan orang yang mengalami kisah pilu itu dulu lalu baru kita mempercayai ajaran doa Rasulullah saw? Bukankah yang lebih penting kini adalah bagaimana caranya kita selalu ingat dan mau membaca doa ajaran Nabi Muhammad saw itu kala kita melakukan hubungan pasutri dengan suami atau istri kita?
suksespernikahan.blogspot.com
*

No comments:

SUCCESS LINK